Menikmati Panorama Empat Gunung dari Satu Titik Puncak Sekawan

 

Menikmati Panorama Empat Gunung dari Satu Titik Puncak Sekawan
(Foto: M. Najib Zam zami)
Bicara Blitar--Perjalanan dimulai dari rumah pergerakan, saat waktu mulai petang ditemani rintik-rintik hujan. Semangat membara dari sahabat-sahabat seperjuangan. Kami menaiki mobil putih, diiringi lampu redup sepanjang jalan. 

Dengan bantuan Google Maps, perjalanan ini mengarahkan pada satu tujuan yang ternyata adalah hutan belantara tanpa cahaya, pertanda kehidupan. Cerita ini adalah kisah pengalaman dari puncak tertinggi di Desa Semen, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar. 

Angin pegunungan berhembus lembut, membawa aroma dataran tinggi yang segar. Di ketinggian 711 meter di atas permukaan laut, Puncak Sekawan membentangkan panorama memesona, seolah mengajak setiap pengunjung untuk melepaskan penat dan membangun kembali hubungan dengan alam. 

Baca juga: Pantai Tambakrejo dan Gunung Kelud: Misteri Jalur Gaib di Balik Pesona Alam Blitar

Dari puncak ini, pemandangan empat gunung terlihat seperti bentangan karpet hijau yang memukau. Gunung Kawi dengan siluet gagahnya, Gunung Gogoniti yang misterius, Gunung Gedang yang kokoh, dan Gunung Kelud dengan sejarah geologisnya, semuanya berbaris seperti penjaga rahasia alam Blitar. 

Setiap langkah menaiki 225 anak tangga adalah perjalanan yang menguras energi dan semangat. Pohon pinus berbaris rapi, menciptakan lorong hijau yang memandu pengunjung menuju puncak. Udara di sini berbicara dengan cara yang tak terucap menenangkan, menyegarkan, dan menyembuhkan.

Gazebo-gazebo kecil tersebar di sepanjang jalur, menawarkan momen istirahat yang sempurna. Ada sesuatu yang menarik ketika kita duduk di sini, melepas beban fisik dan pikiran, dikelilingi hijaunya hutan yang tak terbatas. 

Dengan ditemani kabut malam, pendirian tenda dilakukan tanpa penerangan nyata, hanya bersumber dari senter ponsel yang selalu setia. Lingkaran mata angin di puncak laksana kompas spiritual, menunjukkan bahwa di sini, kita adalah bagian dari sesuatu yang jauh lebih besar daripada diri sendiri.

Kafe di puncak menjadi saksi bisu pertemuan manusia dengan keagungan alam. Secangkir kopi, pemandangan empat gunung, dan waktu seolah berhenti inilah momen yang sulit dilupakan. 

Mentari pagi kini telah menyinari pemandangan yang begitu megah di depan mata. Api yang selalu menyala menemani gelap malam menyapa dan membawa kehangatan di tengah tiupan udara pagi dan embun yang menimpa.

Baca juga: Arca Warak: Jejak Mitologi di Tengah Hening Modangan

Tiket masuk hanya Rp20.000 untuk camping, dan Rp10.000 untuk berkunjung. Namun, kekayaan yang didapat jauh lebih bernilai. Sunset yang membakar cakrawala, udara sejuk yang membelai jiwa, serta pemandangan empat gunung yang menceritakan kisah ribuan cerita dan perjalanan waktu. 

Di sini, antara empat gunung dan hamparan hijau, kita belajar bahwa keindahan ada di setiap langkah, di setiap hembusan napas alam.

Naskah oleh: M. Najib Zam zami

Lebih baru Lebih lama

Space Iklan

magspot blogger template

Iklan: 0878-5411-6203

Magspot Blogger Template
Magspot Blogger Template

نموذج الاتصال