(Foto: Istimewa) |
Terletak di Desa Penataran, Kecamatan Nglegok, makam ini menjadi saksi bisu perjalanan dakwah Islam sekaligus peninggalan era Hindu-Buddha.
Kompleks makam ini terdiri dari tiga tokoh utama: Syekh Badruddin, Syekh Badrul Alim, dan Syekh Badrus Zaman.
Berdasarkan legenda, mereka adalah sahabat Syekh Subakir, ulama yang dikenal menumbali Tanah Jawa dan menyebarkan ajaran Islam. Selain itu, salah satu rekan mereka, Syekh Marzuqi, dimakamkan di Puncak Gunung Gedang.
Keunikan Makam Sentono Dowo terletak pada prasasti batu yang menjadi nisannya. Prasasti ini memuat angka tahun 1130 Saka (1208 Masehi) dan 1157/1158 Saka (1235/1236 Masehi).
Angka-angka ini mengindikasikan bahwa makam tersebut sudah ada sejak era Kerajaan Kediri dan berlanjut hingga masa Kerajaan Singhasari.
Di sekitar makam, ditemukan berbagai artefak, seperti batu andesit berpelipit dan batu bata kuno. Penemuan ini menguatkan dugaan bahwa kawasan ini dulunya memiliki hubungan erat dengan peradaban Hindu-Buddha.
Baca juga: Warung Gentengan: Surga Kuliner Malam Legendaris di Kota Blitar
Bahkan, sebagian besar prasasti baru ditemukan pada tahun 2001, setelah sempat tertimbun selama puluhan tahun.
Makam ini tidak hanya menjadi tempat ziarah bagi umat Islam, tetapi juga berbagai pemeluk agama lain. Keberagaman ini mencerminkan harmoni lintas budaya dan kepercayaan yang ada di Blitar.
Bagi pengunjung yang ingin berziarah, Makam Sentono Dowo dapat diakses dari kawasan Candi Penataran dengan rute sederhana.
Kehadirannya di tengah persawahan yang tenang memberikan pengalaman spiritual dan sejarah yang mendalam. Jejak-jejak masa lalu ini menjadi bukti kuat bahwa Blitar adalah tanah penuh warisan sejarah yang layak dijelajahi.