(Dok. PC PMII Blitar) |
Ketua Tim Kaderisasi, Faras Afifi yang juga menjabat sebagai Waka I PC PMII Blitar Raya menyampaikan, penyusunan kurikulum ini bertujuan untuk menetapkan sekaligus memodifikasi beberapa hal yang substantif dari Pedoman Organisasi (PO) agar nanti dapat dimuat dalam seluruh jenjang pengkaderan PMII di Blitar Raya.
"Harapannya nanti dapat menjadi sebuah bahan acuan dalam menentukan konten materi pengkaderan yang dilaksanakan oleh struktural PMII di Blitar Raya, terutama dalam hal penentuan muatan materi untuk memperkuat ideologis kader melalui kegiatan pengkaderan di PMII," ungkapnya.
Selain itu, ia juga menyampaikan bahwa dalam penyusunan kurikulum ini termuat beberapa aspek penting materi pengkaderan, seperti penyusunan pokok pembahasan hingga indikator - indikator capaian dalam setiap materi pengkaderan.
Dengan penyusunan modul kaderisasi diharapkan, struktural PMII di Blitar Raya tidak hanya mengejar sisi seremonial dari sebuah kegiatan namun ditekankan untuk mendidik kader guna meningkatkan kualitas mereka di organisasi.
"Seluruh hal yang berkaitan dengan berbagai indikator - indikator capaian dari seluruh jenjang pengkaderan telah disusun sebagai bahan untuk mengarahkan pada pembahasan yang lebih intensif pada kerangka materi nanti," ujarnya.
Baca Juga: PMII Blitar Gelar Aksi 'Menolak Lupa September Hitam', Tuntut Keadilan yang Tak Kunjung Datang
Menurutnya, keberadaan indikator dari modul kaderisasi sangat dibutuhkan mengingat kita belum sepenuhnya mampu mengejawantahkan seluruh aspek capaian - capaian dalam melaksanakan sebuah kegiatan.
Sementara itu anggota Tim Kaderisasi, Alex Cahyono, menyatakan bahwa penyusunan kurikulum yang sesuai dengan kondisi kader sangat diperlukan mengingat modul kaderisasi melalui Pedoman Organisasi (PO) yang ditetapkan dalam skala nasional maupun kewilayahan kurang menjangkau keadaan kader di seluruh Cabang.
Oleh karena itu, diperlukan pedoman pengkaderan yang lebih spesifik agar setiap pengkaderan mampu melahirkan kepekaan kader akan kondisi ataupun kebutuhan sosial di wilayah tersebut.
Lebih jauh ia mengaku optimis bahwa kurikulum modul pengkaderan ini mampu memberikan panduan agar penyusunan konten materi nantinya benar - benar sesuai dengan kondisi masing - masing komisariat dan rayon karena seluruh tim kaderisasi (instruktur) ini terdiri dari keseluruhan pengurus rayon dan komisariat serta cabang.
"Modul Kaderisasi ini nantinya menjadi pedoman pengkaderan yang efektif guna membagun kepekaan sosial kader berbasis kewilayahan karena dalam penyusunannya melibatkan seluruh jajaran pengurus rayon, komisariat hingga cabang yang tergabung dalam Tim Kaderisasi PMII Blitar Raya," ungkapnya.