Cegah Lingkungan yang Toxic di Organisasi, Kopri PK PMII Madjapahit Unisba Blitar Gelar Diskusi Toxic Relationship

Cegah Lingkungan yang Toxic di Organisasi, Kopri PK PMII Madjapahit Unisba Blitar Gelar Diskusi Toxic Relationship
Kegiatan Kopri PMII Unisba Blitar, 2 November 2024. (Dok. Kopri PMII Unisba Blitar)
Bicara Blitar -
Korps Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Putri (Kopri) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat Madjapahit Universitas Islam Balitar (Unisba) Blitar menggelar diskusi mengenai toxic relationship.

Kegiatan itu digelar di Sekretariat Suryat, Lingkungan Ngrebo, Kelurahan Gedog, Kecamatan Sananwetan, Kota Blitar, Sabtu, 2 November 2024. Ada dua narasumber yang menyampaikan materi dalam kegiatan tersebut.

Narasumber pertama, Ketua Kopri PC PMII Blitar Raya 2022-2023 Hinayu Diniatul Fahma. Kedua, Ketua Kopri PK PMII Madjapahit Unisba Blitar Laily Dini.

Fahma menyampaikan, toxic relationship adalah hubungan beracun untuk mengontrol orang-orang disekitar untuk disesuaikan dengan kehendak orang yang toxic tersebut. Menurutnya ini sering dijumpai dalam lingkungan pertemanan, komunitas bahkan keluarga tidak melulu dalam soal asmara. 

"Lingkungan yang toxic selalu berusaha membawa orang-orang tersebut kedalam ikatan emosional yang tanpa disadari secara perlahan akan mengekang orang yang terlibat dalam lingkungan tersebut," kata Fahma.


Menurutnya harus ada treatment khusus agar hal ini tidak merambah pada interaksi organisasi karena bagaimanapun interaksi wadah selalu berbentuk gagasan sekaligus rancangan yang tak jarang ada perbedaan pendapat. Dia berharap agar organisasi tidak masuk dalam hubungan yang beracun seperti itu.

Sementara itu, Ketua Kopri PK PMII Madjapahit Unisba Blitar Laily Dini menyampaikan, bahwa untuk menghindari pengaruh buruk dari toxic relationship kita harus memilah klasifikasi solusinya dengan cermat agar treatment yang diberikan sesuai dengan lingkungan toxic itu berkembang. 

"Kita mesti menempatkan solusi itu berdasarkan dimana letak interaksi hubungan yang toxic berada, jangan sampai kita salah treatment sehingga bisa saja lini interaksi yang lain malah jadi pelampiasan," ungkapnya.

Kedepannya, dia berharap diskusi-diskusi tentang pengembangan ketangguhan dalam membentengi diri dari pengaruh negatif seperti ini dapat dilakukan secara berkala sehingga akan membentuk kualitas problem solving yang baik untuk kader maupun organisasi pada umumnya. 

"Tentunya kita harus coba buat diskusi tentang pengembangan ketangguhan kader, terutama kader Kopri ini secara berkala agar nantinya dapat membentuk pribadi tangguh sehingga dapat membangun sinergitas yang efektif untuk berjalannya struktural kedepan," ujarnya. ***
Lebih baru Lebih lama

Space Iklan

magspot blogger template

Iklan: 0878-5411-6203

Magspot Blogger Template
Magspot Blogger Template

نموذج الاتصال