(Foto: sasmita.blitarkab) |
Berada di lingkungan yang sejuk dengan hutan pinus yang lebat, suasana di sekitar situs terasa hening dan tenang, menarik perhatian para pengunjung yang mencari ketenangan spiritual.
Peninggalan yang ditemukan di Situs Gadungan sangat beragam, termasuk struktur bangunan gapura, altar, dan tugu berangka tahun 1231 Saka atau 1309 Masehi, memberikan petunjuk sejarah tentang peradaban yang pernah berkembang di wilayah ini.
Komplek candi ini juga diduga diperuntukkan bagi dewa-dewa yang bersemayam di puncak Gunung Kelud. Punden Mbah Semar dan Punden Gadungan merupakan beberapa bagian dari situs yang menyimpan nilai-nilai spiritual.
Baca juga: Situs Balekambang: Peninggalan Majapahit di Kabupaten Blitar
Salah satu cerita menarik dari penemuan situs ini datang dari Mbah Harjo, yang pada tahun 1994 bermimpi didatangi seorang wanita yang diyakini sebagai Dyah Gitarja atau Tribhuwana Wijayatunggadewi.
Dalam mimpinya, Mbah Harjo diminta untuk menggali di bawah pohon pisang, yang kemudian mengarah pada penemuan benda-benda purbakala. Sebagian artefak tersebut kini disimpan di Balai Pelestarian Cagar Budaya Trowulan dan Candi Penataran.
Situs Gadungan kini menjadi tujuan wisata spiritual, menarik pengunjung dari berbagai daerah seperti Yogyakarta, Surabaya, hingga Kalimantan dan Sumatra. Meski demikian, perhatian dari pihak pemerintah masih minim.
Warga setempat berharap situs ini mendapatkan dukungan untuk dilestarikan sebagai destinasi wisata sejarah yang bernilai tinggi, agar generasi mendatang dapat terus menikmati kekayaan budaya dan sejarah yang tersimpan di sana.