Sejarah dan Keunikan Museum Penataran

 

Sejarah dan Keunikan Museum Penataran
(Foto: sasmita.blitarkab)
Bicara Blitar--Halo Dulur! Museum Penataran yang terletak di kawasan Percandian Penataran, Kabupaten Blitar, memiliki sejarah panjang dan peran penting dalam melestarikan kekayaan arkeologi. 

Awalnya, museum ini dikenal sebagai Museum Blitar dan didirikan pada tahun 1866 oleh Bupati Blitar, Warsokusumo. Berlokasi di Kompleks Pendopo Kabupaten Blitar, museum ini menjadi tempat penyimpanan benda-benda purbakala dari wilayah sekitarnya.

Namun, pada tahun 1999, museum ini dipindahkan ke area Penataran dan berganti nama menjadi Museum Penataran, untuk lebih dekat dengan situs percandian terbesar di Jawa Timur.

Museum ini tidak hanya berfungsi sebagai pelindung benda-benda peninggalan masa lalu, namun juga sebagai pusat edukasi, penelitian, dan rekreasi.

Koleksi museum yang kaya akan benda purbakala, seperti arca, prasasti, serta alat-alat kehidupan masa lalu, menjadikannya salah satu destinasi penting untuk memahami sejarah dan budaya Blitar.

Salah satu momen penting dalam sejarah Museum Penataran adalah pemindahan koleksinya dari Pendopo Ronggo Hadinegoro ke Penataran pada Juni 1998. Proses pemindahan ini dilakukan dengan cara yang unik dan penuh nuansa sakral.

Setiap benda arkeologi diiringi musik gamelan "Kebo Giro" atau klenengan, mulai dari pengangkatan hingga penempatan di museum. Benda-benda tersebut dibungkus kain mori satu per satu dan dipindahkan menggunakan beberapa mobil pick-up

Iringan gamelan bertujuan untuk memberikan penghormatan terhadap benda-benda arkeologi agar proses pemindahan berjalan lancar.

Prosesi ini menarik perhatian masyarakat sekitar, dan tak lama setelah itu, Museum Penataran menjadi tujuan wisata sejarah yang ramai dikunjungi.

Namun, ada satu kejadian unik pasca pemindahan, yakni arca Agastya yang dipindahkan kembali ke Pendopo Ronggo Hadinegoro karena adanya petunjuk spiritual. Masyarakat percaya bahwa arca ini harus tetap berada di pendopo sebagai penjaga keseimbangan dan kemakmuran lingkungan.

Baca juga: Situs Balekambang: Peninggalan Majapahit di Kabupaten Blitar

Museum Penataran memiliki beberapa koleksi unggulan yang menambah keunikan tempat ini. Salah satunya adalah Arca Trimurti, yang terdiri dari tiga dewa tertinggi dalam kepercayaan Hindu, yaitu Brahma (pencipta), Wisnu (pemelihara), dan Siwa (pelebur).

Koleksi Trimurti di museum ini istimewa karena lengkap dan utuh, dengan pahatan yang masih jelas. Pengunjung dapat melihat ketiga arca ini berjajar di sebelah utara museum, menghadap ke timur.

Selain Trimurti, museum ini juga memiliki Arca Dewi Durga Mahisasuramardini yang ikonik. Arca berukuran 161,2 x 62 cm ini menggambarkan Dewi Durga sebagai penakluk raksasa kerbau, Mahisasura. 

Ukiran yang masih jelas membuat arca ini terlihat megah, dan menjadi salah satu daya tarik utama museum. Dewi Durga dipuja dalam mitologi Hindu sebagai benteng pertahanan, pelindung dari ancaman dan musuh.

Fungsi pemujaan ini, yang dipercaya dilakukan oleh para penganut Hindu pada masa lalu, menambah nilai spiritual dari arca tersebut.

Museum Penataran, dengan kekayaan sejarah dan arkeologinya, menjadi simbol penting dalam melestarikan warisan budaya Blitar.

Koleksi-koleksinya yang berharga, seperti Arca Trimurti dan Dewi Durga, menawarkan pandangan mendalam tentang kehidupan spiritual dan kepercayaan masyarakat masa lalu.

Selain sebagai tempat pelestarian, museum ini juga berfungsi sebagai pusat edukasi, penelitian, dan rekreasi bagi masyarakat dan pengunjung dari berbagai daerah.

Lebih baru Lebih lama

Space Iklan

magspot blogger template

Iklan: 0878-5411-6203

Magspot Blogger Template
Magspot Blogger Template

نموذج الاتصال