(Foto: sasmita.blitarkab) |
Penemuan ini kemudian diekskavasi oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Trowulan dengan bantuan Balai Arkeologi Yogyakarta.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Baskoro Daru Tjahjono, Candi Sawentar II diduga merupakan monumen peringatan perang Paregreg.
Candi ini didirikan oleh Ratu Suhita sebagai penghormatan atas wafatnya sang ayah.Bukti dari hipotesis ini diperkuat dengan adanya relief candra sengkala memet pada candi tersebut.
Candra sengkala adalah simbol yang digunakan untuk mencatat tahun tertentu dalam kalender śaka. Simbol ini dalam bentuk naga yang memakai mahkota dan menelan matahari.
Baca juga:Pesona Candi Sawentar yang Bersejarah di Di Blitar
Berdasarkan pembacaan relief tersebut, candra sengkala di Candi Sawentar II berbunyi “Naga Raja Anahut Surya”.
Setiap kata dalam frasa ini memiliki makna angka: Naga = 8, Raja = 1, Anahut = 3, dan Surya = 1. Ketika angka-angka ini dibaca terbalik, didapatkan angka 1318 dalam tahun śaka, yang setara dengan tahun 1396 Masehi.
Menurut beberapa sumber, candra sengkala memet ini diyakini berasal dari India, namun ada juga yang berpendapat bahwa konsep ini adalah asli budaya Jawa.
Penemuan Candi Sawentar II menambah kekayaan sejarah arsitektur Jawa kuno dan memberikan gambaran tentang kebesaran Kerajaan Majapahit, khususnya pada masa pemerintahan Ratu Suhita.