(Foto: sasmita.blitarkab) |
Beberapa artefak yang ditemukan di Situs Slumbung antara lain pilar persegi dari batu andesit, batu gong, dolmen, dan batu dakon yang digunakan sebagai alat penanda musim.
Selain itu, kemuncak atau bagian atap candi juga masih terlihat di antara reruntuhan. Artefak-artefak ini memberikan gambaran mengenai kehidupan religius dan sosial masyarakat Hindu pada masa itu.
Menariknya, Situs Slumbung juga dikenal sebagai Punden Joko Slumbung yang terkait dengan legenda lokal tentang seorang tokoh bernama Joko Slumbung. Punden ini diyakini sebagai makam cikal bakal pendiri Desa Slumbung.
Masyarakat sekitar sering mengadakan upacara adat dan syukuran di tempat ini, menjadikannya bukan hanya situs sejarah, tetapi juga bagian dari kehidupan spiritual dan tradisi masyarakat.
Baca juga: Penemuan Candi Sawentar II dan Kisah di Baliknya
Meskipun banyak bagian situs yang telah rusak, keberadaannya tetap penting dalam menghubungkan masyarakat modern dengan sejarah masa lalu.
Selain artefak fisik, Situs Slumbung juga menyimpan cerita, budaya, dan tradisi yang telah bertahan selama berabad-abad, memperkaya warisan sejarah Kabupaten Blitar dan menjadi saksi bisu dari kejayaan Majapahit.