(Foto: siekraf.visit.blitarkota) |
Wajik Kletik ini dinamakan demikian karena teksturnya yang khas. Mengutip laman Jelang Kampung Kreatif Kecamatan Sukorejo, wajik ini menggunakan butiran ketan yang tidak sepenuhnya lunak, sehingga ketika dikunyah, ada sensasi ‘kletik-kletik’ yang terdengar.
Hal ini menjadikan pengalaman makan Wajik Kletik lebih menarik dibandingkan wajik pada umumnya.
Tidak hanya tekstur yang berbeda, Wajik Kletik juga memiliki ciri khas lain, yaitu cara pembungkusannya. Wajik ini dibungkus dengan klobot, atau daun tongkol jagung yang telah dikeringkan.
Sebelum digunakan, klobot tersebut disetrika terlebih dahulu agar lebih rapi dan mudah dibentuk. Bungkus tradisional ini tidak hanya menjaga cita rasa dan aroma wajik, tetapi juga memberikan sentuhan estetika yang khas dan menambah nilai tradisional pada hidangan ini.
Proses pembuatan Wajik Kletik pada dasarnya mirip dengan pembuatan wajik pada umumnya, menggunakan bahan utama seperti beras ketan, gula jawa, dan santan atau parutan kelapa.
Namun, yang membuatnya istimewa adalah penggunaan parutan kelapa tua yang dimasak hingga matang dan lengket. Ini memberikan cita rasa yang lebih kaya dan tekstur yang lebih padat pada Wajik Kletik.
Meski sekarang banyak Wajik Kletik yang dijual dalam bungkus plastik warna-warni untuk menambah daya tarik, versi yang dibungkus klobot tetap menjadi primadona.
Salah satu produsen terkenal Wajik Kletik di Blitar adalah Ibu Prajitno, yang telah membuat sajian ini sejak tahun 1963. Produk beliau telah menjadi ikon kota Blitar dan wajib dicoba bagi siapa saja yang berkunjung ke sana.
Berbeda dengan wajik pada umumnya yang sering dihidangkan dalam acara-acara adat seperti lamaran, pernikahan, atau selamatan, Wajik Kletik lebih dikenal sebagai jajanan yang dijual bebas di pasaran.
Meski demikian, cita rasa manis dan legit dari gula jawa yang membalut butiran ketan dalam setiap gigitan tetap menjadi daya tarik tersendiri bagi para penikmatnya.
Meskipun tidak banyak literatur yang mencatat sejarah Wajik Kletik secara khusus, kuliner ini diketahui berasal dari Blitar, Jawa Timur, dan beberapa daerah di Jawa Tengah. Keberadaan wajik di Indonesia sendiri sudah tercatat sejak zaman Majapahit, menjadikannya salah satu kuliner tradisional yang memiliki nilai sejarah panjang.
Jika Anda berkunjung ke Blitar, tidak lengkap rasanya jika tidak mencicipi Wajik Kletik yang otentik ini. Rasanya yang manis dan sensasi unik ‘kletik-kletik’ di setiap gigitan pasti akan membuat Anda ingin kembali lagi.