Tradisi Menyambut Tahun Baru Islam di Blitar: Dari Baritan dengan Takir Plontang, hingga Larung Saji

 

Tradisi Menyambut Tahun Baru Islam di Blitar: Dari Baritan dengan Takir Plontang, hingga Larung Saji
(Foto: disporbudpar.blitarkab) 
Bicara Blitar-- Bulan Muharram, bulan pertama dalam penanggalan Islam, tak hanya diwarnai dengan ibadah dan refleksi diri, tapi juga menjadi momen spesial bagi masyarakat di berbagai daerah di Indonesia, termasuk Blitar. 

Di kota bersejarah ini, perayaan Tahun Baru Islam dibulan Muharram atau Suro diwarnai dengan berbagai tradisi unik dan sarat makna.

Salah satu tradisi yang paling terkenal adalah Baritan. Tradisi ini biasanya dilakukan pada tanggal 10 Suro, di mana masyarakat berkumpul di perempatan jalan untuk berzikir, memanjatkan doa, memohon keselamatan, perlindungan, dan ungkapan syukur pada Yang Maha Kuasa. 

Pada acara ini masyarakat biasanya membuat  Takir Plontang sejumlah anggota keluarga. Takir plontang adalah nasi dengan lauk pauk yang dibungkus daun pisang dan dihiasi dengan janur kuning.

Selain itu tradisi yang terkenal di Blitar adalah tradisi larung saji yang dilaksanakan pada tanggal 1 suro. Di beberapa pesisir pantai selatan, masyarakat akan melarung sesaji ke laut atau sungai sebagai bentuk ungkapan syukur dan tolak bala. 

Saji yang dilarung biasanya berisi berbagai macam makanan, seperti buah-buahan, bunga, dan uang receh.

Tradisi Baritan dan larung saji di Blitar telah berlangsung selama berabad-abad dan menjadi bagian integral dari budaya masyarakat setempat. Tradisi ini tidak hanya memperkuat rasa persaudaraan dan gotong royong, tetapi juga menjadi media untuk melestarikan nilai-nilai budaya dan agama.

Tradisi Baritan dan Larung Sesaji di Blitar diyakini telah ada sejak zaman kerajaan Mataram Islam. Tradisi ini awalnya dilakukan oleh para leluhur untuk memohon keselamatan dan tolak bala pada tahun baru. 

Seiring waktu, tradisi ini terus diwariskan dan menjadi bagian dari budaya masyarakat Blitar.

Tradisi Baritan dan Larung Sesaji memiliki makna yang mendalam bagi masyarakat Blitar. Tradisi ini merupakan bentuk ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT atas segala nikmat dan karunia yang telah diberikan. 

Selain itu, tradisi ini juga menjadi momen untuk memohon ampunan dosa dan memohon keselamatan di tahun yang baru.

Lebih baru Lebih lama

Ikuti Kami

Magspot Blogger Template

نموذج الاتصال