(Foto: Dokumentasi PMII Rayon El-Freire) |
Reyda Hafis Alfiqi, mahasiswa UNU Blitar salah satu kader PMII Rayon El-Freire dan aktivis Kediri-Blitar, didapuk sebagai pemateri dalam acara ini. Reyda, yang hobi membaca dan menulis puisi, aktif berdiskusi dan melaksanakan kegiatan bedah buku bersama kalangan mahasiswa.
Dalam pemaparannya, Reyda menjelaskan bahwa Stoikisme menekankan pentingnya pengendalian diri, disiplin, dan tanggung jawab, yang merupakan nilai-nilai fundamental bagi aktivis dakwah dan sosial seperti anggota PMII.
"Buku ini juga mengajarkan bagaimana menghadapi perbedaan pendapat dan kritik dengan konstruktif, serta bagaimana membangun ketahanan mental dalam menghadapi tantangan" ujarnya.
Imey Chaterine Mufita, Ketua PMII Rayon El-Freire menyampaikan, kegiatan ini merupakan bagian dari Rutinan Kajian (Diskusi Santai) yang diadakan seminggu sekali untuk mengembangkan intelektual pada anggota dan kader PMII Rayon El-Freire.
Dia juga mengungkapkan buku "Filosofi Teras" dipilih karena membahas tentang Stoikisme, sebuah filosofi Yunani kuno yang mengajarkan bagaimana mengelola emosi, menghadapi kesulitan, dan menjalani hidup dengan penuh kesadaran dan kebahagiaan.
"Bagi anggota PMII, buku ini menawarkan panduan praktis untuk menumbuhkan karakter dan nilai-nilai yang sejalan dengan tujuan organisasi" ujar Imey.
Imey melaporkan, peserta yang hadir, mengikuti diskusi dengan antusias dan turut aktif berbagi pengalaman hidup mereka yang berhubungan dengan filosofi teras.
"Harapan kedepan untuk kader dan anggota PMII Rayon El-Freire dapat mengimplementasikan pembelajaran-pembelajaran yang di dapat dari rutinan kajian ini," ujar Imey.
Imey menambahkan, kegiatan ini diharapkan dapat menumbuhkan intelektual dan minat literasi kader PMII Rayon El-Freire, serta membantu mereka menjadi pribadi yang lebih tegar, bijaksana, dan berwibawa dalam menjalankan peran dan tanggung jawabnya di masyarakat.
Imey turut berpesan untuk kader PMII untuk terus merawat tradisi intelektual meskipun berawal dari sedikit orang
"Tidak perlu menunggu banyak orang untuk merawat tradisi intelektual" pungkasnya.