(Foto: Dokumentasi Ngolah Piker Episode 6) |
Ngolah Piker merupakan program rutinan yang diselenggarakan oleh Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Rayon Fakultas Agama Islam (FAI) Komisariat Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Blitar. Dan Ngolah Piker Episode 6 ini menghadirkan Yusuf Salman, alumni Pelatihan Kader Dasar (PKD) Rayon FAI, sebagai pemateri.
Yusuf membuka diskusi dengan pertanyaan krusial "Apakah Pancasila masih relevan di masa kini?" Pertanyaan ini muncul disebabkan adanya gejolak politik dalam pilpres 2024 kemarin, dimana menurut Yusuf, amanah dari Pancasila dan UUD 1945 telah disalahkan.
Sehingga menimbulkan perdebatan dalam diskusi kami tentang apakah Pancasila masih relevan di masa kini ? ini muncul di tengah gejolak politik dan berbagai isu yang menguji ketangguhan Pancasila sebagai dasar negara.
Menurut Yusuf, Pancasila bukan hanya sekadar dasar negara, tetapi juga cerminan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia. Prinsip-prinsipnya yang inklusif dan universal, seperti ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan sosial, tetap relevan di berbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara.
"Meskipun Pancasila memiliki fondasi kuat, penerapannya masih dihadapkan pada berbagai tantangan. Diskusi ini mengupas tuntas berbagai isu, seperti penyalahgunaan kedaulatan rakyat, maraknya korupsi, dan kesenjangan sosial" tutur Yusuf.
Yusuf menekankan pentingnya peran mahasiswa dalam menjaga dan memperkuat Pancasila. Mahasiswa diharapkan menjadi agen perubahan yang kritis, aktif, dan berintegritas.
"Mereka harus memahami nilai-nilai Pancasila dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari" imbuhnya.
Yusuf Salman, mengatakan Ngolah Piker Episode 6 menghasilkan kesimpulan penting yakni Pancasila tetap relevan di era modern, namun perlu diimplementasikan dengan lebih baik.
"Mahasiswa memiliki peran penting dalam menjaga dan memperkuat Pancasila melalui aksi nyata dan kontribusi mereka untuk kemajuan bangsa" ujarnya.
Yusuf berpesan kepada seluruh kader PMII khususnya Rayon FAI agar menjadi elemen perubahan dan memajukan bangsa.
"Jadilah elemen perubahan di masyarakat. Jangan terpaku pada monopoli politik kaum borjuis. Gerakkan perubahan dari bawah ke atas. Nyalakan lilin di desa untuk kemajuan bangsa" kata Yusuf.
Ngolah Piker menjadi wadah penting untuk refleksi dan diskusi kritis tentang Pancasila di era modern. Diskusi ini diharapkan dapat membangkitkan semangat mahasiswa untuk menjaga dan memperkuat ideologi bangsa dan berkontribusi pada kemajuan Indonesia.