Rektor Unsa, Astrid Widayani seusai konferensi pers di Hotel Red Chilies, Kota Surakarta, Selasa (21/3/2023) pagi. (Foto: Bicara Blitar)
Bicara Blitar--Rektor Universitas Surakarta (Unsa), Astrid Widayani mempunyai cara tersendiri untuk mempermudah urusan perkuliahan di kampus. Dia memberlakukan penggunaan artificial intelligence (AI) di lingkungan perguruan tinggi.
Perempuan yang menjadi Sekretaris Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (Aptisi) Jawa Tengah ini beralasan, penggunaan AI bisa mempermudah kegiatan perkuliahan di dalam kampus.
"Karena efeknya tidak hanya untuk efisiensi namun juga mempermudah kinerja kami," katanya usai konferensi pers di Hotel Red Chilies, Kota Surakarta, Selasa (21/3/2023) pagi.
Astrid menjelaskan, penggunaan AI juga sudah dilakukan di kampus yang dipimpinnya. Meskipun belum semua program studi (prodi) menerapkan penggunaan AI.
"Kalau AI itu masih ada di beberapa prodi saja, belum semua prodi menggunakan," jelas perempuan 36 tahun tersebut.
Astrid menyebut, prodi yang saat ini sudah menggunakan AI untuk menunjang perkuliahan adalah Prodi Teknik Informatika (TI).
"TI itu sudah ada beberapa tugas mahasiswa yang menggunakan AI," ujar perempuan yang pernah bertarung memperebutkan kursi Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Solo periode 2023-2026 ini.
Ke depan, pihaknya bakal melengkapi penggunaan sarana dan prasarana di laboratorium guna mengembangkan penggunaan AI agar bisa bermanfaat di kampus Unsa.
Gayung bersambut, keinginan Unsa untuk menggunakan AI sudah mendapatkan dukungan dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) RI sejak dua tahun lalu.
Mengutip dari siaran pers di laman Kominfo (19/11/2020), kementerian yang dinahkodai oleh Johhny G. Plate menyiapkan tiga langkah strategis untuk mendukung pemanfaatan AI di Indonesia.
Pertama yaitu menyiapkan dan mengembangkan talenta digital yang cakap teknologi AI, kedua memfasilitasi pengembangan ekosistem dan ketiga menyusun regulasi dan tata kelola.
"Pengetahuan teknis dibutuhkan karena banyak pekerjaan yang diproyeksikan akan tergantikan dengan AI seiring pemanfaatannya yang semakin masif," kata Johnny.
Beralih ke digital
Astrid menambahkan, selain penggunaan AI yang sudah mulai dilakukan di sejumlah prodi, kampus Unsa juga telah menerapkan perkembangan teknologi digital untuk kegiatan perguruan tinggi yang lain.
"Dulu meeting saya harus bertemu dengan banyak orang sekarang sudah bisa dari manapun sekarang, tugas kampus juga seperti itu," lanjutnya.
Dia menyebut, proses digitalisasi yang dilakukan di kampus Unsa sudah dilakukan sejak sebelum Pandemi Covid-19, yakni tahun 2018 sampai 2019.
"Kita kombinasikan pembelajaran mulai dari offline, tatap muka di kelas, juga pembelajaran online," ujarnya.
Setelah ada pandemi, menurut Astrid, akhirnya kegiatan perkuliahan di Unsa diselenggarakan penuh dengan metode daring.
Selain itu, kata dia, Unsa juga telah menerapkan perpustakaan digital yang bakal terhubung dengan dengan website milik kampus.
"Ini baru kami bangun, Insyaallah akan kami launching tanggal 30 Maret ini. Nanti akan kami jadikan satu dengan artikel-artikel ilmiah di jurnal kampus juga," tandasnya.
Tags
Berita