Dinda Tri Widiyanti (kanan) dan Nattasya Oktavinna (kiri). |
Tidak terkecuali seperti yang dilakukan oleh dua mahasiswa asal Blitar ini. Keduanya adalah Dinda Tri Widiyanti (22) dan Nattasya Oktavinna (22).
Dinda berkuliah di Universitas Islam Balitar (Unisba) Blitar. Sedangkan Nattasya sedang kuliah di Universitas Negeri Malang (UM).
Dinda bercerita awal mula memulai bisnisnya. Saat itu masa pandemi Covid-19 yang membuatnya harus kuliah secara daring (online) di rumah.
"Berjualan bubble puff saat kuliah daring, berarti saat pandemi, perkiraan mulai bisnisnya tahun 2021 lalu," kata Dinda.
Berawal dari iseng
Bubble puff yang dijual. (foto: Bicara Blitar) |
Mahasiswa semester 7 ini menceritakan alasannya berjualan bubble puff. Disebutkannya, dia melihat teman-temannya yang mengerjakan tugas sambil makan camilan.
"Setelah itu kita iseng jualan nyam-nyam, la kok ramai ya udah kita lanjut," ujarnya.
Awal mula Dinda bersama temannya berjualan, dalam dua hari bisa laku 100 kotak nyam-nyam. Hal itu di luar dugaannya.
Harus fokus kuliah
Daftar menu yang dijual. (foto: Bicara Blitar) |
Kegemilangan dua perempuan tersebut dalam berbisnis harus berhenti, sebab keduanya memutuskan untuk menutup sementara bisnisnya sejak Agustus 2022 lalu.
Keduanya harus fokus melanjutkan kuliah yang pembelajarannya kembali tatap muka (offline). Sehingga keduanya terkendala untuk membagi waktu antara kuliah dan bisnis.
"Karena sekarang ini sudah kuliah offline sehingga sulit membagi waktu untuk mengemas nyam-nyam juga untuk mengantar pesanan," ungkapnya.
Tags
Cerita Lokal