Begini Penerapan Kurikulum Merdeka di MA Al-Muhtaduun Talun Blitar

Foto: Tangkapan Layar Google Maps

Bicara Blitar--Madrasah Aliyah (MA) Al-Muhtaduun turut menerapkan Kurikulum Merdeka yang belum lama ini diterapkan. Terasa spesial, sebab tidak semua madrasah swasta di Jawa Timur menerapkan kurikulum tersebut.

Kepala Sekolah MA Al-Muhtaduun Talun Blitar, Musta'in mengatakan, Kurikulum Merdeka tahun 2022 itu dilaksanakan berdasarkan keputusan Menteri Agama Nomor 347 tahun 2022 tentang Pedoman Pelaksanaan Implementasi Kurikulum Merdeka Madrasah.

Selain itu, juga berdasarkan Surat Keputusan Kepala Kemenag Wilayah Jawa Timur terkait pelaksanaan Kurikulum Merdeka di madrasah swasta tahun 2022.

"Tidak semua madrasah swasta di Jawa Timur melaksanakan Kurikulum Merdeka. Karena ini masih dalam masa percobaan," tuturnya, Kamis (1/9/2022).

Penerapan di MA Al-Muhtaduun

Di MA Al-Muhtaduun sendiri tema yang diambil dalam Kurikulum Merdeka berbasis kearifan lokal. Untuk dimensi yang diambil salah satunya adalah dimensi mandiri.

"Targetnya adalah mengenali potensi diri dan sikap pantang menyerah. Dan menuntaskan proyek bagi para siswa," ujarnya.

Sedangkan dimensi yang kedua adalah dimensi kreatif. Elemennya adalah menghasilkan karya dan tindakan.

"Sub elemennya adalah menghasilkan produk dan teknologi di bidang pertanian, dengan target mampu menghasilkan produk pertanian dan mampu mengolah hasil pertanian," jelasnya.

Alasan Program Berkaitan pada Bidang Pertanian

Menurut Musta'in, latar belakang mengambil program tersebut adalah letak geografis sekolah berada di area persawahan, serta mayoritas penduduk sekitar berprofesi sebagai seorang petani. 

Ditambah lagi, imbuhnya, adanya tren kenaikan harga pangan lokal maupun global karena kebutuhan pangan semakin meningkat. Selain itu ketersediaan pangan semakin menurun. 

"Itu dikarenakan kurangnya ketersediaan lahan pertanian, dan menurunnya minat masyarakat dalam bidang pertanian," lanjutnya.

Di sisi lain, MA Al-Muhtaduun juga mempunyai lahan pertanian yang dapat diberdayakan. Bisa digunakan sebagai praktek pengolahan tanah menjadi komoditi pertanian.

"Tujuannya adalah membantu siswa dalam memahami tanah, budidaya tanam dan pengolahan hasil tanam," tandasnya.

Kemudian, katanya, para siswa juga bisa belajar tentang tata cara budidaya tanam dan pengolahan pasca panen. 

"Targetnya adalah mampu membantu siswa dalam mencapai dimensi Profil Pelajar Pancasila Yang pertama Profil Pelajar Pancasila dimensi mandiri. sedangkan yang kedua Profil Pelajar Pancasila dimensi kreatif," pungkasnya.