Navicula: Band Aktivis Sosial Lingkungan

Navicula: Band Aktivis Sosial Lingkungan
(foto: liputan 6)
Bicara Blitar--Para pecinta musik grunge sudah tak asing dengan salah satu band dari Bali, yaitu Navicula. Ya, Navicula sudah terjun dalam industri musik sejak tahun 1996. Band ini didirikan oleh sang vokalis yaitu Gede Robi dan Dankie pada posisi gitaris. Nama dari band ini didapatkan ketika Robi berada di bangku SMA saat mata pelajaran biologi.

Musik Navicula mendapat pengaruh musik grunge dan warna musik kebudayaan Bali. Mereka berhasil memadukan beberapa genre musik seperti folk, blues, funk, dan musik etnic. Mereka juga sempat bekerja sama dengan label luar negri dan berhasil menghasilkan 1 album "Alkemis".

Musik mereka lekat dengan isu-isu sosial dan lingkungan yang terjadi di lingkungan sekitar mereka. Salah satu konser adalah "Borneo Tour" pada tahun 2012 yang bertujuan untuk mengkampanyekan deforestasi yang akan mengancam kelangsungan hidup satwa di Pulau Sumatera dan Kalimantan. Mereka menciptakan lagu "Harimau" dan "Orang Utan" sebagai bentuk dukungan untuk melindungi habitat dan satwanya.

Navicula: Band Aktivis Sosial Lingkungan
(foto: kapan lagi)
Selain itu, mereka juga sangat peduli dengan tanah kelahirannya dari ancaman proyek reklamasi di Teluk Benoa dengan ikut gerakan Tolak Reklamasi Teluk Benoa yang diinisiasi para musisi dan seniman Bali. Mereka juga menginginkan bahwa Bali menjadi provinsi pertama yang meregulasikan menolak penggunaan plastik sekali pakai. 

Mereka juga membuat lagu dengan judul "Metropolutan" untuk menggambarkan kondisi atas situasi kondisi sosial, polusi udara, dan kemacetan yang terjadi di Ibukota Jakarta. Lagu ini berhasil mengantarkan Navicula untuk memenangkan penghargaan dari Rode Rockumentary dan berhak rekaman di luar negeri.

Navicula: Band Aktivis Sosial Lingkungan
(foto: denfilmbali)
Tidak hanya lagu yang bertemakan lingkungan saja, isu sosialpun juga melekat dalam musik Navicula. Tahun 2018 mereka sempat merilis lagu yang berjudul "Dagelan Penipu Rakyat" yang ditujukan untuk aksi penolakan RUU Permusikan yang dirancang oleh DPR. Mereka tak setuju dengan apa yang ada di RUU Permusikan ini. 

Lagu "Mafia Hukum" merupakan lagu yang paling hits diantara beberapa karya mereka. Lagu ini bercerita bagaimananya masih ditemukan praktik-praktik penyogokan pada pelaksanaan hukum di Indonesia, serta masih adanya tumpang tindih hukum yang berlaku di kalangan masyarakat dengan di kalangan penguasa.

Navicula bukan hanya menyajikan suatu karya yang dapat dinikmati oleh pendengar saja, namun harus ada suatu nilai yang dapat menjadi inspirasi bagi semua lapisan masyarakat. 

Melalui lagu mereka yakin dapat mempengaruhi lebih luas lagi terutama anak-anak muda sebagai agen perubahan di masa kini dan di masa yang akan datang. Mereka tidak ingin apa yang ada di bangsa ini habis dan tanpa nilai, tetapi harus ada unsur kelestarian demi keberlangsungan generasi penerus selanjutnya.



Lebih baru Lebih lama

Ikuti Kami

Magspot Blogger Template

نموذج الاتصال