Kampung Dongki dan Cerita Sarana Listrik serta Air di Blitar

Kampung Dongki dan Cerita Sarana Listrik serta Air di Blitar
pompa air
Bicara Blitar--
Sampai 1923 listrik masih amat minim di Blitar. Itu ditandai dengan jalan-jalan utama yang dirasa kekurangan penerangan. 

Pemerintah Gemeente menunjuk De Blitarsche Blik-en Zinkindustrie untuk menyediakan dan mengoperasikan semua perangkat yang diperlukan untuk penerangan jalan.

*Gemeente atau Guminta dalam Bahasa Jawa adalah sebuah istilah dalam bahasa Belanda dan merupakan sebuah nama pembagian administratif.

Pemerintah Gemeente berusaha meningkatkan penyediaan tenaga listrik pada 1927 dengan menyiapkan pusat listrik tenaga diesel. 

Sarana pendukung program tersebut segera disediakan dan direncanakan akan dapat beroperasi pada April 1928.

Pada 1929 di sentral listrik Blitar telah dipasang motor diesel tambahan dengan kekuatan 250 PK. Sumber listrik tersebut akan dapat mendukung meningkatnya aktivitas pemerintah, masyarakat, dan berbagai lembaga lainnya. 

Klinik dan rumah sakit, kantor pemerintah, jalan raya, rumah kediaman atau rumah tangga (terutama orang-orang Belanda dan kalangan masyarakat kelas atas) dan perusahaan, memerlukan tenaga listrik lebih besar untuk menunjang aktivitasnya sehari-hari.

Setelah Gemeente Kediri dipasang listrik pada 1924, Blitar juga dipasang pada 1933 oleh NIWEM (Nederlandsch Indie Waterkracht en Elektriciteit Maatschappij) dengan sebuah gardu listrik. Sejak itu Blitar memiliki jaringan listrik yang lebih memadai.

Air di Blitar

Air bersih menjadi kebutuhan vital bagi masyarakat kota. Bugemeester Blitar, J.H. Boerstra, dalam catatannya menyebutkan bahwa air minum diusahakan oleh pemerintah dan disalurkan ke beberapa kompleks perumahan yang dihuni oleh orang-orang Eropa. 

Untuk memenuhi keperluan tersebut air diambilkan dari sumber air di daerah perkebunan Buluroto, yang berjarak kira-kira 15 Km di sebelah Timur Laut Gemeente Blitar. 

Adanya kebutuhan air dalam volume yang besar, maupun kualitas tertentu yang sesuai kebutuhan, maka diusahakan dengan menggunakan pompa untuk menaikkan air. 

Sebuah pompa air besar dibangun oleh pemerintah dan perusahaan kereta api di sekitar sebelah timur stasiun kota Blitar yang kemudian dikenal dengan nama Kampung Dongki.

Kampung Dongki

Dongki diperkirakan berasal dari kata dokkeren kracht (kekuatan yang mengetuk atau memukul berkali-kali), yakni sebuah gerakan akibat tekanan air yang memukul sendiri terus-menerus dan menggerakkan kelep pompa, sehingga memompa sendiri. 

Gerakan tersebut dapat memompa air naik ke permukaan yang lebih tinggi, seperti dikenal sekarang dengan nama pompa hidram. 

Saat ini pompa air tersebut sudah tidak ada, bahkan bekas bangunannya juga sudah tidak ditemukan lagi fondasinya.

sumber: Industrialisasi di Gemeente Blitar, 1900-1942, Oleh: Nurhadi Sasmita

Lebih baru Lebih lama

Space Iklan

magspot blogger template

Iklan: 0878-5411-6203

Magspot Blogger Template
Magspot Blogger Template

نموذج الاتصال