Kantor Desa Gaprang. (foto: Google Maps) |
Awal mula terbentuknya desa ini tidak dapat dilepaskan dari sejarah Kerajaan Singosari di wilayah tanah Jawa.
Pada tahun 1222, Kediri disatukan dengan Tumapel menjadi kerajaan Singosari. Ken Arok menjadi Raja Singosari yang pertama dengan gelar Sri Rangga Rajasa sang Amerwabumi pada Tahun 1222.
Pada Tahun 1227 Ken Arok dibunuh oleh seorang Budar (Butib) utusan Anusopati, jenasah Ken Arok dimakamkan di Candi Kagenengan (selatan Kota Singosari). Anusopati menjadi Raja Singosari pada Tahun 1227 sampai dengan 1248.
Dengan perkawinan Ken Dedes dan Ken Arok punya seorang putra bernama Mahisa Wong Ateung.
Selanjutnya perkawinan Ken Arok dengan Ken Umang mempunyai putra bernama Toh Jaya dan Toh jaya membunuh Anusopati.
Jenasah Anusopati dimakamkan di Candi Kedal letaknya di selatan tenggara Kota Malang, tahun 1248 terjadi pemberontakan dilakukan oleh Ronggowuni dan Mahesa Cempaka.
Ronggowuni adalah putra dari Anusopati dan Mahesa Cempaka Putra dari Mahesa Wong Ateung.
Tahun 1248 sampai dengan 1268 Ronggowuni menjadi Raja Singosari dan bergelar Sri Jaya Wisnu Wardana.
Wisnu Wardana mempunyai putra bernama Kertanegara, pada tahun 1254 Kertanegara menjadi Raja, tahun 1268 Wisnu Wardana Wafat di Mandaragiri.
Abu Jenasah Wisnu Wardana di tempatkan di dua tempat :
- Di Weleri (Blitar)
- Di Candi Jogo (Malang)
Desa Gaprang
Desa Gaprang adalah desa Tua yang ada sejak abad XIII (1883 M). Waktu itu daerahnya masih hutan dan semak belukar, kemudian ditata oleh sekelompok masyarakat.
Saat itu yang menjadi pemimpin adalah Trunojoyo untuk mengubah hutan tersebut menjadi lokasi persawahan untuk pertanian dan perkebunan.
Dengan bercocok tanam dan pertanian masyarakat Desa Gaprang hidup dengan kedamaian.
Dari latar belakang tersebut dan peradaban semakin berkembang, Trunojoyo diangkat oleh masyarakat untuk menjadi Kepala Desa Gaprang Sejak Tahun 1823-1848.
sumber: laman resmi Desa Gaprang
Tags
Sejarah